Di tahun berikutnya, saat sampeyan balik dari gawe di kapal pesiar dan ngasihin saya oleh-oleh majalah Alternative Press #109 08/1997 yang memuat artikel tentang Ska gelombang ke 3 berikut sub-genre-nya, Ska-Punk; dari sana saya jadi banyak mendapatkan referensi tentang aliran musik ini dan band-band Ska saat itu. Dari situlah saya jadi jatuh cinta dengan musik Ska—utamanya Ska Punk—sampai sekarang.
Well, mungkin buat yang belum pernah denger, Ska sendiri secara resmi dibagi menjadi 3 gelombang (walaupun kata DJ Ace The Boss, sekarang sudah ada gelombang ke-4 yang disebut Traditional Ska Revival), yaitu: Gelombang Pertama yang dimulai sekitar tahun 60an dan lebih dikenal sebagai Traditional Ska. Kemudian Gelombang ke-2 dimulai sekitar akhir 70an, band yang paling signifikan di era ini adalah The Specials. Dan gelombang ke-3 di tahun 90an (akhir 80an) yang dianggap sebagai kebangkitan kembali musik Ska.
Lagi, kenapa harus Ska Punk, mungkin menurut saya lebih karena energinya ya. Menurut saya Ska Punk lebih berenergi dan kebanyakan lebih danceable. Bisa diingat juga di tahun 1994, kala itu Punk Rock juga bangkit lagi dengan ditandai suksesnya album Dookie dari Green Day, yang kemudian diikuti dengan bermunculannya band-band Punk Rock lainnya—termasuk juga Rancid. Dari situ berlanjutlah ke wabah musik Ska. Saya yang lebih dahulu suka musik Punk Rock, akhirnya lebih mudah mencerna dan menerima Ska yang sudah bercampur dengan unsur Punk Rock.
3. Dari tadi ngomongin Rancid melulu. Memangnya mereka itu band favorit anda?
He he… Saya memang cinta mati sama Rancid dan lebih spesifik lagi dengan Tim Armstrong, sang vokalis sekaligus otak di balik masuknya unsur Ska di band Punk Rock satu ini. Yang paling saya suka dari Tim Armstrong, walaupun suaranya sama sekali gak bagus—doi lebih banyak bergumam dari pada bernyanyi—lagu-lagunya menurut saya sangat soulful. Kalau dirunut sejarahnya, Tim Armstrong yang waktu itu memakai nickname Lint, adalah juga gitaris dari band legendaris dan kontroversial Operation Ivy. Band ini dibicarakan orang sampai sekarang karena dianggap sebagai leluhur dari Ska Punk dan sekaligus juga kontroversial karena mereka bubar di bulan Mei 1989, di bulan yang sama saat album penuh pertama mereka, Energy, dirilis. Tim Armstrong juga punya andil yang sangat besar atas lahirnya Dance Hall Crashers, band Ska asal Berkeley, California; yang tetap disegani sampai sekarang.
Gak banyak sih yang bisa disebutin, tapi kalau menurut saya ada 2 yang paling penting:
1. Di tahun 1996 No Doubt pernah main di pantai Sanur, Bali, dalam rangkaian konser Music For Our Mother Ocean. Yup, No Doubt yang vokalisnya Gwen Stefani, yang sekarang berubah jadi Queen of Bling Pop. Album mereka waktu itu Tragic Kingdom emang penuh dengan unsur Ska—listen to the Spiderwebs and you’ll see what I mean—yang mungkin juga karena waktu itu sedang trend. Saya cukup beruntung sempat menonton mereka saat itu
2. Kalo gak salah di tahun 2000an, Save Ferris—the band broke up in 2005 and now Monique Powell sings for The Mojo Wire—main di Hard Rock CafĂ© Bali. Buat penyegaran, Save Ferris mendunia setelah menyanyikan remake lagu Come on Eileen yang aslinya dinyanyiin sama Dexys Midnight Runners
5. Bisa sedikit cerita tentang band Ska di Indonesia?
Dulu jamannya Ska lagi booming, ada banyak band-band Ska di Indonesia, malah termasuk Bobby Kool dari Superman Is Dead pun sempet punya side project band Ska yang dikasih nama The Croto Chip, yang bahkan pernah ngeluarin 1 album indie yang dikasih judul Percuma.
6. Sebutin dong band-band Ska favorit anda!
Kalau musti disebutin bakalan sangat banyak ya, tapi biar gampang nyebutinnya, di bawah ini saya bikinkan “10 Album Ska-Punk Favorit Sepanjang Masa” menurut versi saya—in no particular order:
Cheers, brother man.Nah, bagi rekan-rekan lain yang ingin berdiskusi lebih jauh dengan Rude Boy Dodix soal Ska serta berbagai sub genrenya silakan posting comment di bawah ini. Pick it up – pick it up – pick it up – pick it up – pick it uuup!
0 komentar:
Posting Komentar